Senin, 13 Oktober 2008

Waktu SMP saya sering mendengar tentang SMAN 3 Denpasar. Katanya disana ketat, disiplin, dan sarana transportasinya adalah sepeda. Setelah saya masuk di SMA 3, ternyata tidak seketat yang saya bayangkan, tidak seperti di sekolah militer. Yang membuat saya betah di TRISMA adalah dimana rasa kekeluargaan, kebersamaan, kesederhanaan, kedisiplinan bisa saya rasakan sehingga kesenjangan antara kaya dan miskin bisa terhindar.
Nggak kebayang bisa sekolah di TRISMA. Walaupun sekolah di TRISMA bikin kulit saya tambah hitam, banyak hal yang saya dapat disana. Kesan pertama masuk TRISMA : menakutkan. Kedua : kecapekan. Ketiga : seru dan mengesankan. Pokoknya, satu kesal tertutup seribu senyuman.
Pengalaman berkesan ketika menjadi siswa adalah ketika mendaki gunung. Tapi sayangnya, saya hanya pernah mendaki gunung Batur dan gunung Abang. Saya tidak ikut mendaki ke Lempuyang, Puncak Mangu, dan Gunung Agung. Tapi itu sudah lumayan memberi pengalaman baik saat bersekolah di TRISMA.
Hampir tiga tahun menuntut ilmu di Bumi TRISMA telah meninggalkan banyak cerita dan kenangan. Kedisiplinan, modal utama dalam berkarya menuju kesuksesan. Kesederhanaan, prinsip dasar menuju kesejahteraan. Kebersamaan, kesatuan langkah menuju cita - cita bersama. Kekeluargaan, keterikatan dan keakraban antar sesama keluarga besar TRISMA. Semoga apa yang telah didapatkan di TRISMA bisa menjadi pedoman yang selalu diingat dalam setiap langkah kehidupan.

Tidak ada komentar: